Kamis, 17 Juli 2014

Ini Masalah Waktu!

"Sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan sama kamu, ini mengenai kita", ucap lelaki yang sekarang kian duduk berdampingan bersamaku disebuah taman.
"Memang apa yang mau kamu bicarakan denganku?", tanyaku.

Lelaki itu menghela nafas seakan nafasnya tertahan dengan semua penat campur pikiran yang menguras hati yang hendak ia akan utarakan kepada perempuan yang ada di sampingnya kini.

"Aku sudah banyak melakukan kesalahan sama kamu, sebenarnya aku malu pada diriku sendiri dan kamu. Selama ini aku banyak berpikir dan mendapat banyak sekali pelajaran dari orang-orang yang ada di sekelilingku. Aku iri dengan mereka. Mereka tetap santai dan tetap bahagia walaupun tidak ada wanita di samping mereka. Aku iri dengan mereka yang selalu semangat menjalani hidup yang sesuai dengan ajaranNya. Apa aku salah jika aku iri dalam hal kebaikan? Aku rasa tidak. Bagaimana menurutmu?", ujarnya.
"Aku mengerti apa yang kamu maksudkan dalam pembicaraan ini. Aku sangat mengerti karena inilah sebenarnya yang ingin aku katakan juga kepadamu. Aku pun sama merasa bersalah pada diriku sendiri dan kamu. Cerita kita dahulu, sempat aku menyesalinya, tapi aku tidak hanya ingin sekedar menyesali tetapi aku juga tidak ingin melakukan kesalahan lagi. Begitu juga kamu, aku ingin kamu pun berpikir yang sama sepertiku, jadi hubungan kita..........", ucapku terhenti.

Aku menahan semua pernyataan itu yang sudah sampai pada titik teratas dan ingin aku utarakan, namun ku urungkan niatku itu, menunggu ada suara lelaki menanggapi suaraku.

"Berat rasanya mengucapkan ini padamu, mengambil keputusan ini, berat sekali. Tapi aku ingin belajar, aku ingin mencari ilmu yang belum pernah aku dapatkan. Ilmu kehidupan yang bisa menghantarkan hidupku lebih baik dari sebelumnya dengan koridor yang sesuai, kamu paham itu? Kamu setuju dengan keputusanku?", tanyanya.

Aku berpikir sejenak untuk melepaskan ikatan yang membuat dada ini terasa sesak. Tapi aku coba mengeluarkan beberapa kata.

"Iya, aku setuju", jawabku sembari menghela napas yang cukup panjang.

Lelaki itu menatapku.

"Kamu bohong! Jika kamu keberatan, utarakan saja, aku bisa terima",  ujarnya.

Aku yang sedang menatap ke langit berharap ada jawaban yang turun mengenai kepalaku dan siap aku luncurkan melalui mulutku.

"Aku setuju dengan keputusanmu, dan aku dukung apa yang akan kamu lakukan selama itu baik untukmu dan mampu menjadikan kamu pribadi yang lebih baik sesuai aturanNya, aku terima", jawabku sembari menganggukan kepala.

Kita terdiam sejenak. Lalu aku mencoba memecah kediaman kita.

"Tapi aku takut, aku tidak mau melepas siapapun", ujarku di ikuti kepalaku yang tertunduk dan mata sudah panas menahan genangan air.
"Apa yang kamu takutkan? Aku tidak pergi kemana-mana, aku tetap ada disini. Ini bukan masalah perasaan, ini hanya masalah waktu", jawabnya sembari merangkul ke bahuku.

Aku sudah tidak tahan dengan genangan air ini dan akhirnya aku melepaskan air itu untuk mengalir membasahi pipiku. Aku menangis dan aku hanya menutup wajahku dengan kedua tanganku.

"Ini menyiksa perasaanku. Tapi aku juga mau kamu memperbaiki diri kamu. Perasaankulah yang masih mengikatmu dan enggan melepaskanmu", ucapku dengan suara lirih.
"Aku merasakan apa yang kamu rasakan. Aku sangat mengerti itu karena akupun merasakan hal yang sama. Percayalah padaku, akupun berat melakukan ini, tapi ini yang harus kita lakukan", ucapnya.

Menghela nafas yang panjang.

"Akupun akan melakukan hal yang sama denganmu", ucapku.

Kita terdiam sejenak.

"Aku setuju, mari kita lakukan ini", ujarku mantap.



Kita di pertemukan oleh waktu
Kita di pisahkan pula oleh waktu
Ini masalah waktu
Biar waktu tetap menjadi waktu

Aku tidak melepaskanmu
Aku hanya melonggarkan genggamanku
Membiarkan kita bergerak tanpa beriringan
Berada di dua jalan untuk satu tujuan

 Perasaan ini terhenyak
Pikiran ini terkoyak
Tapi jangan biarkan jiwa kita bokbrok
Dan jadi terkotak-kotak

Percayalah...
Kita akan lebih baik
Ini hanya persimpangan jalan
Tempuhlah jalanmu sesuai aturan-Nya
Aku pun begitu

Setiap persimpangan jalan
Kita akan menemukan hanya satu alur
Alur itulah yang akan kita tempuh bersama
Untuk sampai pada jalan itu
Waktulah
Ini masalah waktu!

Posted on by Unknown | No comments

0 komentar:

Posting Komentar